[Puisi] Nanti, Kita Akan Merayakan Hari Ini

 

[Puisi] Nanti, Kita Akan Merayakan Hari Ini
[Puisi] Nanti, Kita Akan Merayakan Hari Ini (Pixabay/Pexels) 

Hasil Panen

By: Hafsah Azzahra

Yang teringat yang terkenang
Esok akan menuai
Jejak yang terlewati, dan bibit yang ditanam di masa lalu
Selalu tidak sabar dengan kejutan esok hari
Menantinya untuk segera datang

Jutaan detik tersingkap
Menembus dinding udara
Menggelandang untuk menyapa
Menanti temu di teras rumahku

Lamat-lamat tapi pasti, semuanya tertarik ke arahku
Hasil panen menyapaku pagi ini
Halo, jangan terkejut, katanya
Tak mampu mengelak, ia pasti datang

Mataram, 14 Mei 2023

 

Otak

By: Hafsah Azzahra

Otakku tak berongga, penuh
Mengulur waktu, mencari kesempatan
Tak tahu arah mengikuti para pendikte

Ayolah, aku nyaris tumbang
Detak jantungku semakin berkejaran
Kakiku ingin berdiri sendiri
Tanpa komando, memberi rongga pada jasadku
Tak hanya otakku, jiwaku juga mencari napasnya

Ingin merebah tanpa jeda
Menghirup rembesan udara di pori-pori paruku
Menjalarkan ketenangan di relung pikir

Ingin merebah tanpa berubah
Mengikis lelah
Mengukir tabah

Mataram, 14 Mei 2023


Baca Juga: [Puisi] Letupan Kemenangan


Nanti, Kita Akan Merayakan Hari Ini

Nanti, kita akan mengingat hari ini
Hari di mana Tuhan menyelamatkan kita
Ketika tangan-tangan usil merenggut dunia dan gempitamu

Nanti, kita akan mengenang hari ini
Hari di mana sesak menghujam
Ketika tetesan hujan tidak hanya menguarkan petichor, tetapi juga ketakutan yang nyata

Nanti, kita akan mensyukuri hari ini
Di saat semuanya nyaris terhenti
Namun kau tetap tidak menyerah untuk sekedar bernapas

Nanti, kita akan merayakan hari ini
Hari di mana kita berpacu untuk terus berkarya
Melambungkan mimpi di saat raga sedang sekarat

Nanti, kita akan baik-baik saja
Ketika hari itu datang
Kaki kian kokoh untuk melangkah
Dunia telah siap untuk menerimamu,
Kembali menjelajah dan bersuka cita

Selamat ulang tahun, Sahabat, semua hal yang baik akan segera datang


Mataram, 14 Mei 2023

 

Hujan

By: Hafsah Azzahra

Hai hujan
Bumi telah basah, jutaan tetesmu seakan tanpa jeda
Pekaranganku becek
Sepatuku berlumpur, mengganggu
Keindahannya tergannggu

Bagaimana caranya agar tetap indah?
Waktu bergulir dan menelan semua rupa
Menghapus semua elok tak abadi

Yang rupawan yang menawan
Hilang ditilang waktu
Mencekik para pemuja dengan realita
Rupa abadi hanyalah bayang-bayang

Mataram, 14 Mei 2023

Comments

  1. nanti kita kenang hari ini sebagai perayaan yang tiada akhir. Bikin kangen teman-teman yang serang sudah berjarak terhalang jarak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener kak. Orang-orang datang dan pergi. Bikin kangen temen lama

      Delete
  2. Andai kubisa membuat indah setiap hariku dengan puisimu. Terima kasih untuk rangkaian kata-kata indahmu, Kak.

    ReplyDelete
  3. Puisi yg indah dan menyentuh hati, ah jadi terbawa suasana.

    ReplyDelete
  4. Masa-masa dahulu bersama keluarga dan sahabat. Karena sudah banyak kesibukan masing-masing.

    ReplyDelete
  5. Saya suka sudut pandangnya, Kak.
    Pada puisi hujan, misalnya.
    Penggunaan kata "ditilang" sebagai diksi yang terkait kata hilang, terasa asyik.
    Apalagi, terasa bahwa kendati berjudul hujan, pembahasan dari puisi ini tidak melulu seputar hujan.

    Menyenangkan untuk dibaca, Kak.

    ReplyDelete
  6. Wah lagi kangen nih ya, jadi mengenang yang kemarin, jadi pingin cie cie nih

    ReplyDelete
  7. Puisi yang indah, asyik membacanya

    ReplyDelete
  8. Jadi kangen orang lama yg selalu nemenin kita. Sayangnya jarak memishkan kita dari mreka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga nnti dipertemukan dlm keadaan yg lbh baik ya kak

      Delete
  9. Nanti, kita akan merayakan hari ini, sangat keren semua isi puisinya apalagi tentang itu, jadi pengen mengenang hari bersejarah dalam hidupku yang ga akan pernah dilupakan dan sangat berkesan tentunya

    ReplyDelete
  10. Semangat terus pokoknya kak. Semoga kita dipermudah

    ReplyDelete

Post a Comment