Niche dan Nama Blog, Pentingkah?

Pixabay/Darkmoon_Art

Setelah memutuskan untuk benar-benar menekuni dunia blog, saya mulai berpikir akan diisi seperti apa platform ini.

Karena awalnya, seperti yang sudah saya ceritakan di “Mengapa Ngblog?”, bagi saya, blog adalah platform untuk menerbitkan tulisan saya yang gagal dimuat di media elektronik. Dengan alasan ‘dibuang sayang’, saya tentu ingin agar semua tulisan-tulisan saya tetap terbit, walau hanya di blog pribadi.

Tulisan-tulisan ini juga dibuat untuk dibaca ulang dikemudian hari. Agar saya tahu kalau saya pernah mencoba, pernah berproses, hingga akhirnya (harusnya) di masa depan bisa menghasilkan kualitas tulisan yang lebih baik dibanding sekarang.

Lalu, apa niche yang ingin saya angkat dari ellyca.susetyo.com ini?

Sebelum itu, mentor saya di grup ODOP (One Day One Post) menjelaskan bahwa singkatnya, niche adalah topik dari suatu blog. Jadi, kita mau menulis topik apa nih di blog kita. Misalnya, tentang parenting. Nah parenting ini adalah salah satu niche dalam blog.

Namun beliau juga menambahkan, kalau niche dalam blog ini terbagi menjadi 2, yaitu niche spesifik dan lifestyle. Namun pada akhirnya tulisan kita akan mempunyai pembacanya masing-masing, dengan niche apa pun, karena saat ini orang sudah sangat tergantung dengan googling dan internet untuk mencari informasi.

Sekarang tinggal pemilik blog tersebut melakukan optimasi , bagaimana caranya agar tulisan-tulisannya direkomendasikan oleh Google saat orang mencari informasi tertentu.

Mentor saya yang lain yaitu Jihan Mawaddah pun mengatakan kalau niche lifestyle atau niche spesifik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sehingga tidak ada yang lebih baik maupun lebih buruk, karena semuanya memiliki pembacanya masing-masing.  

Jadi yang paling penting saat ini adalah asal penulis suka dulu dengan apa yang ia tulis.

Pexels/Pixabay

Setelah membaca pemaparan ini, satu hal yang terlintas di benak saya adalah KPop dan kecantikan. Karena 2 tema ini membuat saya nyaman ketika menulisnya.

Sebelumnya, ketika masa peralihan dari fiksi ke non fiksi, saya belajar menulis artikel melalui tema-tema KPop. Dengan berbekal informasi umum yang saya miliki sebagai fans, tema ini terasa tidak sesulit tema-tema yang lain.

Begitu pula dengan kecantikan. Tema ini terasa menarik bagi saya karena saya juga suka membaca topik-topik serupa.

Mencari ide dan proses riset selama menulis juga tidak terlalu memusingkan. Mungkin karena sebelumnya saya memiliki background Pendidikan di bidang IPA, sehingga saya mudah untuk memahami tema ini dibanding topik-topik sosial seperti finansial, atau tekno.

Pas banget, Kak Jihan waktu nambahin penjelasan tentang niche ini dengan kalimat, “Jangan maksain nulis tekno misalnya, karena alasan harga klik adsensenya tinggi, Mbak. Tapi kita sendiri gak nyaman nulisnya, ya, ‘kan?”

Beliau juga menegaskan untuk memilih niche yang disukai, silakan dipilih sebagai jembatan untuk branding sebagai blogger.

Setelah saya memutuskan untuk memilih niche lifestyle ini, ia pun melanjutkan dengan arahan.

“Lifestyle pun harus dicari bridgingnya, suka lifestyle yang bagaimana? Lifestyle yang ke pendidikan kah? Atau lifestyle yang ke kesehatan? Macem-macem tapi coba cari benang merahnya biar nanti ketika sudah menjadi lifestyle blogger pun punya ciri khas.”

Setelah memutuskan jenis niche untuk blog pribadi saya ini, beliau juga memaparkan penjelasan tentang nama blog.

Karena sejatinya nama adalah bagian dari branding yang akan diingat orang.

Ngomong-ngomong masalah nama, awalnya ini juga menjadi sesuatu yang sedikit sulit bagi saya.

Biasa dikenal dengan nama pena Hafsah Azzahra membuat saya bingung. Apakah akan terus memakai nama pena? Atau kembali menggunakan nama lahir?

Setelah lama berpikir, saya akhirnya memutuskan untuk memakai nama lahir yaitu Ellyca Susetyo untuk blog ellyca.susetyo.com.

Mengapa demikian?

Meski saya sudah menelurkan satu buah buku berjudul “Forever Young” dan di beberapa platform media seperti bintangtamu.id, yoursay.id, dan olret.viva.co.id, dikenal dengan nama Hafsah Azzahra, tapi saya ingin kembali menggunakan nama pemberian orang tua.

Sebelumnya, saat masih hanya berkarya di Wattpad, saya sudah mulai mengenalkan nama Ellyca di semua karya saya. Meski branding dengan nama Hafsah tetap melekat di kalangan pembaca, tetapi sebagian mereka mungkin tahu jika nama lahir saya adalah Ellyca.

Sehingga, agar juga dikenal dengan nama ini, saya harus terus memperkenalkannya, ‘kan?

Pexels/Andrea Davis

Ide untuk kembali menggunakan nama lahir tercetus ketika salah satu novelis Wattpad yang saya sukai pernah bercerita di Instagram bahwa ia kembali menggunakan nama lahir setelah melahirkan 2 atau 3 buku (saya lupa tepatnya).

Ia mengambil keputusan besar ini karena ibunya yang sempat protes karena ia mengganti namanya (dengan nama pena) setelah menjadi penulis.

Saya pun menjadi tertegun. Karena saya juga pernah diprotes oleh ibu saya karena mengganti nama dengan nama pena.

Namun karena sudah terlanjur banyak dikenal dengan nama Hafsah, ya mau tidak mau saya harus branding lagi dari awal jika ingin dikenal sebagai Ellyca.

Namun apa pun nama yang dipilih, baik nama lahir maupun nama pena atau nama yang spesifik sesuai niche, pastikan mudah diingat dan memiliki arti yang baik.

Karena sebagian dari kita mungkin percaya kalau nama adalah doa, sehingga kita pasti ingin agar hal baik datang pada apa yang sedang dikerjakan, kan? Termasuk ketika ngblog.

Kalau menurutmu bagaimana? Lebih suka membaca tulisan dengan tema apa nih? Dan lebih suka memakai nama apa ketika berkarya?

Bagi kisah kalian di kolom komentar, ya!


Comments