Coldplay-Coldplay, 2023 itu Tahunnya SHINee!

SHINee (Twitter/SHINee)
Tahun ini (2023) adalah tahunnya SHINee – Lee Taemin.

2023 itu tahunnya SHINee, tapi orang-orang malah ramai membicarakan Coldplay. Mulai dari jadwal, keluhan server down, antrian panjang ticketing, hingga penipuan yang dialami beberapa korban selama proses pembelian tiket.

Padahal dari dulu, terutama di Bulan Mei, selalu meriah dengan serba-serbi SHINee. Bagaimana tidak? Di Bulan Mei Princess of KPop ini akhirnya debut di 2008 silam.

Yap, Mei memang bulannya SHINee. Warna pearl aqua (atau yang biasa disebut sebagai tosca) terlihat dimana-mana.

Foto-foto Onew, Jonghyun, Key, Minho, dan Taemin banyak menghiasi papan iklan. Lagu-lagu mereka juga diputar dimana-mana.

Tiap kali saya cek Twitter, pasti nama grup ini selalu bertengger dibarisan trending, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara dunia.

Bahkan di Indonesia, Shawol (fandom SHINee) di masing-masing daerah ikut berkumpul di untuk merayakan SHINee Day.

Shawol fandom terkalem sejagat KPop

Shawol (Instagram/shinee_jp_official)
Di tahun 2023, ada sejarah baru yang harus dicatat. Bukan, bukan tentang pencapaian di bidang musik. Tapi tentang kemenangan Shawol dalam melawan SM Entertainment.

Awalnya, saya sebagai orang awam mengira kalau Shawol ini tidak bisa marah. Saya bisa bilang seperti ini karena saya pernah membaca sebuah artikel resmi, tepatnya Naver, kalau fandom yang satu ini memang dijuluki sebagai fandom terkalem se-seantero di KPop.

Karena ada berita resminya, jadi saya yakin kalau ini bukan sekedar pengakuan dari segelintir pihak. Menyelam lebih jauh, ternyata hal ini memang benar adanya. Beberapa kali saya melihat kalau fandom ini cenderung tenang walau diusik.

Biasanya, KPopers akan bereaksi kalau idolanya ‘diganggu’. Tapi Shawol berbeda. Meski SHINee menerima hate, perlakuan tidak menyenangkan, dan karyanya dijiplak secara terang-terangan; Shawol biasanya hanya mengeluh sesaat, membela idolanya secara elegan, lalu melupakannya.

Saya sebut elegan karena mayoritas mereka memang tidak pernah marah atau berbuat gaduh di Twitter. Ketika merasa terganggu, Shawol biasanya langsung memblokir dan mereport akun troll yang berseliweran di Twitter, lalu kembali fangirling dengan damai.

Sampai-sampai, saya terheran-heran melihat kekaleman mereka yang berbeda dengan KPopers kebanyakan.

Tapi, setelah 15 tahun ‘diam’, saya akhirnya melihat Shawol begitu marah di akhir April hingga awal Mei kemarin.

SM Entertainment tunjukkan kebobrokan di hadapan publik

SHINee (Twitter/SHINee)
Mungkin sudah tidak asing lagi kalau grup KPop memang sering membuat acara di perayaan penting. Apalagi ini anniversary ke-15.

Awalnya, saya ikut senang saat mendengar pengumuman tentang fanmeeting SHINee di anniversary-nya tahun ini. Apalagi, SHINee sudah hiatus cukup lama dan anniversary ke-15 memang harus dirayakan. Dipestakan!

Namun, setelah melihat detail acara dari fanmeeting ini, lagi-lagi saya merasa kecewa dengan manajemen SM Entertainment.

Mereka memang menyebalkan, tapi kali ini SM sudah keterlaluan! Awalnya, saya mengira Shawol hanya akan mengeluh sesaat kemudian menerima hal ini, seperti yang sudah-sudah.

Tapi ternyata saya salah besar!

Setelah tahu kalau SHINee akan mengadakan fanmeeting anniversary ke-15 di KINTEX Hall, Shawol langsung ‘murka’.

Bagaimana tidak? KINTEX Hall itu tempat yang lebih cocok untuk dijadikan ruang seminar dibanding ruang pertunjukan.

Baca Juga: Akun Bubble Kembali Aktif, Shawol Ingat Pesan Terakhir Taemin Sebelum Wamil

KShawol (Korean Shawol) pun gak ragu-ragu langsung menulis surat resmi secara tegas untuk SM Entertainment.

Saya rasa, ini sangat masuk akal. Selain memang tidak cocok untuk dijadikan ruang pertunjukan, KINTEX Hall juga punya fasilitas yang sangat buruk.

SHINee (Allkpop)
Ada pilar besar di tengah ruangan yang menghalangi jarak pandang penonton ke panggung utama. Selain itu suara (sound) ditempat ini juga sangat buruk, belum lagi ditambah susunan kursi penonton yang semuanya datar (tidak disusun berundak seperti tribun agar memudahkan penonton yang duduk di belakang melihat ke panggung).

Lebih gak masuk akalnya lagi, dengan semua ketidaknyamanan ini, SM masih PD menjual tiket dengan harga yang sangat mahal (90.000 won) atau sekitar 1 juta rupiah.

Ini bukan cuma tentang fans yang membela idolanya karena diperlakukan sangat buruk oleh agensi, tapi sebagai konsumen, Shawol tentu merasa dibodohi.

Seharusnya, ini tidak terjadi pada agensi besar sekelas SM. Karena masalah menyewa venue harusnya menjadi hal yang mudah bagi mereka.

Baca Juga: Bakin Baper, Mashiho Ucap Maaf dan Terima Kasih Usai Tinggalkan TREASURE

Sehingga alasan tidak adanya tempat yang bisa disewa tidak pernah muncul dan menghiasi pemberitaan media.

Apalagi lucunya, setelah ancaman boikot yang dilakukan Shawol, SM Entertainment akhirnya mengumumkan bahwa mereka berhasil mendapatkan Jamsil Arena dan merubah tempat pertunjukan.

Sungguh benar-benar lucu agensi yang satu ini.

Meski Prince of KPop tapi tak perlu dipuji berlebihan

SHINee (Twitter/SHINee)
Mungkin sudah banyak yang tahu kalau SHINee debut diusia yang sangat muda. Bisa dibilang, mereka adalah 5 remaja emas pada masanya.

Bakatnya gak main-main. Walau baru debut, tetapi penampilan panggung mereka terlihat sangat profesional. Ini bukan kata Shawol, tapi kata pengamat dan juri acara musik di Korea.

Makanya gak heran, walau saat itu mereka masih ‘bocil’, tapi SHINee sudah banyak memenangkan piala dan hadir di event internasional bergengsi.

Awalnya, saya terkagum-kagum melihat hal ini. Karena SHINee ‘mainnya’ sudah terlalu jauh. Di saat anak SMP/SMA lain masih sibuk mencari jati diri, tapi 5 remaja ini sudah mendapat banyak pengalaman mengesankan seperti ini diusia yang sangat belia.

Namun, beberapa saat setelahnya, saya kembali berpikir. Wajar saja saat itu mereka jadi grup KPop pertama yang hadir di festival London, sudah berkeliling di Amerika, dan memecahkan banyak rekor di chart KPop.

Ini bukan tentang grup mana yang pertama mencetak sejarah atau grup siapa yang paling hebat dan berbakat. Mungkin banyak grup lain yang lebih bertalenta dibanding merka. Namun sayang, mereka tidak lahir lebih dulu dibanding SHINee.

Sehingga, pencetak sejarah itu tetap berapa digenggaman Onew, Jonghyun, Key, Minho dan Taemin.

Jadi, meskipun sangat berprestasi hingga dijuluki prince of KPop, sebenarnya SHINee tidak perlu dipuji berlebihan. Karena ini tidak hanya tentang bakat, tetapi juga rezeki dan keberuntungan. Mereka hanya sedang dapat rezeki saja bisa ditakdirkan untuk lahir dan debut lebih awal.

SHINee harus bersinar di tahun 2023

Dokumentasi Twitter
Kemenangan Shawol yang saya ceritakan tadi terasa begitu membekas di hati. Saya merasa, ini bukan sekedar memperjuangkan hak sebagai konsumen, dan membela idola. Tapi, SHINee memang sudah seharusnya bersinar di hari lahir mereka, di tahun ini.

Belakangan, saya mendengar 3 kabar yang mengguncang hati fans SM atau biasa disebut SM stan. Mulai dari Kai EXO yang wamil secara mendadak, hingga keluarnya Lucas, Sungchan, dan Shotaro dari NCT, serta gugatan Baekhyun, Chen dan Xiumin EXO.

Hal ini tentu berbanding terbalik dengan sukacita yang sedang dirasakan Shawol. Kami sedang bersuka cita menikmati kemenangan, berpesta di anniversary, dan sedang mempersiapkan konser serta comeback.

Ngomong-ngomong comeback, kembalinya SHINee kali ini membuat saya teringat akan Key saat era Killer di Februari kemarin. Saat itu, Key harus comeback di tengah kekacuaan SM saat sedang menghadapi masalah internal.

Pun sama seperti saat ini, SHINee comeback di saat fandom SM yang lain sedang bersedih karena masalah yang dihadapi biasnya. Wajar saja jika album SHINee kali ini Bernama “HARD”. Masa-masa sekarang memang “HARD” bagi SM Stand pada umumnya.

Namun, lagi-lagi saya berpikir bahwa masing-masing fandom memang punya cobaannya sendiri.

Tidak ada fandom yang paling kuat karena masing-masing punya suka duka yang tidak bisa dibandingkan dengan yang lain.

Saat ini mungkin sedang giliran EXO-L (fans EXO) dan NCTzen (fans NCT) yang sedang bersedih. Namun dulu, Shawol juga pernah berada di titik yang sama, dengan cobaan yang berbeda.

Sehingga, ketika saat ini mereka bersukacita, bukankah roda tawa dan tangis itu memang berputar?

 

 

Comments