Mengapa Blog?

Ilustrasi Blog (ellycasusetyo.my.id)
Hai apa kabar?

Semoga selalu dalam keadaan sehat, ya!

Kali ini aku mau bercerita tentang mengapa aku bisa sampai memiliki blog. Mungkin ada beberapa penulis yang sebenarnya memiliki keinginan sejak lama untuk memiliki blog tapi belum juga terealisasi hingga sekarang. Aku pun dulu mengalami hal yang sama. Aku tidak tahu harus memulai dari mana dan tidak tahu harus menulis apa.

Memiliki background sebagai penulis fiksi membuatku saat itu berpikir bahwa tempatku bukanlah di blog, melainkan di platform-platform novel seperti Wattpad, Dreame, dan lain sebagainya. Karena menurutku, di sinilah tempat yang tepat bagi penulis fiksi untuk menyalurkan karya dan berinteraksi dengan pembaca.

Namu ternyata, aku salah. Siapa pun bisa dan boleh untuk menulis di blog. Bahkan jika kamu adalah penulis fiksi. Bahkan blog justru memudahkanmu karena pembacamu tidak perlu menginstal aplikasi tambahan dan membuat akun untuk bisa menikmati karyamu.

Blog adalah media gratis yang bisa diakses melalui Google dan tempat penulis untuk menulis apa pun. Sehingga, blog adalah platform potensial yang bisa digunakan.

Namun, diawal aku membuat blog, aku tidak menulis fiksi, melainkan artikel. Hal ini karena setelah aku merasa tidak diuntungkan oleh banyak platform novel, aku memutuskan untuk banting stir sebagai penulis artikel.

Berkembang pesatnya dunia literasi membuat platform menulis tidak hanya berbasis fiksi, tetapi juga non fiksi seperti opini dan artikel.

Melihat fakta ini membuatku berpikir bahwa mencari rezeki di bidang ini masih memiliki peluang. Kita tidak boleh menyerah hanya karena 1 pintu tertutup, ‘kan?

Sehingga di awal 2022, aku mulai beralih menjadi penulis artikel, dan tetap menjadi full time copywriter. Akibatnya, aku menjadi lebih enjoy menulis artikel dibanding fiksi.

Hal ini pun terus berlanjut hingga Maret 2023 lalu, saat aku awal membuat blog. Saat itu setelah memiliki niatan cukup lama untuk memiliki blog, akhirnya aku sungguhan punya blog setelah artikelku ditolak oleh salah 1 platform media online.

Bukan berarti ini adalah kali pertama artikelku ditolak editor. Namun biasanya, aku masih bisa merevisi hingga artikel tersebut terbit. Namun kalau alasan ditolaknya karena sudah tidak aktual, ya sudah tidak bisa diapa-apakan selain dihapus.

Namun karena merasa dibuang sayang, aku pun akhirnya memutuskan untuk tetap menerbitkan artikel tersebut di blog pribadiku ini. Hal ini pun terjadi beberapa kali kala itu karena seiring berjalannya waktu, ternyata kompetisi di bidang ini menjadi semakin ketat. Sehingga terkadang aku harus menelan pil pahit bahwa artikelku tidak bisa diterbitkan.

Setelah memiliki blog, bahkan hingga detik ini, aku masih belum tahu niche/kategori apa yang menjadi prioritas atau fokusku di blog ini. Namun, atas saran dan ajakan teman, akhirnya aku seperti memiliki ‘tujuan’.

Aku ingin membuat blog ini hidup karena mengikuti lomba. Awalnya, aku merasa ini terlalu sulit. Bagi yang pernah mengikuti lomba blog mungkin akan paham bagaimana sulitnya syarat dan ketentuan yang diajukan oleh para pihak penyelenggara.

Namun temanku saat itu berkata, mungkin sudah saatnya kita masuk ke level menulis yang lebih tinggi dengan mengikuti lomba blog. Tapi aku masih menciut dan memilih mundur karena merasa tidak mampu.

Beberapa pekan setelahnya, temanku kembali menghubungiku dan memberi kabar bahwa ia berhasil menyabet juara 3 di lomba blog pertamanya. Mendengar ini, aku pun ikut senang sekaligus tertantang untuk mengikuti jejaknya.

-to be continued


Comments

  1. Ceumunguds untuk berkembang♥️
    Udah berani terjun ke blog adalah langkah yang baiik, kdepannya langkahnya harus lebih baik lagi. Fighting kalo bahasa koreanya mah😂

    ReplyDelete

Post a Comment