Seoul (3)

Instagram/shinee_jp_official
“Al, kayaknya dompet aku ketinggalan deh.”

Kalimat itu membuatku mengernyit. Ketinggalan katanya? Bagaimana bisa?

“Sayang, kamu lupa? Dompet kamu ‘kan ada di aku,” jawabku.

Adrian pun berhenti menggeledah sling bagnya lalu meneoleh kepadaku. “Yang bener?”

Aku pun mengangguk sambil mengeluarkan dompet kulit berwarna hitam itu dari tas transparanku. Dompet Adrian memang tertutup kipas, lightstick, make up, dan mukena yang aku bawa sehingga ia tidak melihatnya.

Ia lalu menghembuskan napas lega.

“Aku kira ketinggalan. Kita sudah sampai sini masa mau balik,” ucapnya.

***

Seperti konser pada umumnya, pertunjukan kali ini dimulai di saat petang. Aku mulai cemas. Bagaimana cara aku menunaikan solat meski sedang menonton. Aku tidak mau euforia ini membuatku lupa akan kewajiban.

“Kita cari ruangan kosong aja. Tanya sama staf?” usul Adrian karena di sekitar venue memang tidak ada mushola.

“Atau kita bisa solat di bawah tangga aja?” ucapku yang terdengar seperti pertanyaan. Aku pernah melihat para WNI yang tinggal di luar negeri tetap menjaga ibadahnya dengan solat di bawah tangga atau dimana pun yang menurut mereka suci.

Adrian pun tampak setuju karena tempat ini bersih. Sehingga kami bisa tetap solat di mana pun yang tidak banyak orang berlalu-lalang.

***

Hari ini aku merasa energi yang benar-benar besar mengalir dalam darahku. Aku merasa semakin jatuh cinta pada Adrian hari ini.

Aku tahu dia sayang penyayang. Namun hari ini aku seperti semakin merasakan ketulusannya. Beberapa orang menasihatiku untuk tidak terlalu bucin. Masih awal, katanya. Nanti lama-lama kamu juga akan tertampar oleh realita kehidupan.

Namun aku merasa justru sebaliknya. Dari hari ke hari, Adrian malah semakin menunjukkan perhatiannya padaku.

“Al, aku sayang kamu. Semoga kamu bahagia, ya,” ucap Adrian yang lagi-lagi memastikan bahwa hari ini aku bahagia.

Tentu saja aku bahagia. Tidak mungkin tidak, ‘kan.

“Asal ada kamu aku bahagia. Apalagi sekarang kita ada di sini, di tempat yang aku impi-impikan banget.” Andai aku bisa melihat diriku sendiri, mungkin aku sedang berbinar, sekarang.

Aku melempar pandang ke barisan orang-orang di depanku. Mereka sungguh lucu dan unik. Mereka seolah sengaja menghias diri untuk bisa menarik perhatian. Mulai dari memakai kostum anak ayam, kelinci, hingga memakai kostum serba tosca yang sangat menyala.

Aku sedikit tertawa. Namun aku menyukai kreativitas dan usaha mereka. Sementara aku dan Adrian, kami hanya memakai kaos hitam yang kemarin sempat kami beli secara online. Ini adalah kostum official pertamaku. Aku sangat excited ketika memakainya!

Lamunanku pun pecah saat orang-orang mulai berteriak histeris. Ternyata konser ini sudah dimulai. Panggung yang awalnya kosong, kini perlahan mulai menampilkan sang artis.

Aku pun ikut berteriak meski tidak sekeras orang-orang di sekelilingku. Adrian menggenggam tanganku, sedangkan tangannya yang bebas ikut melambaikan lightstick.

Lagu pertama pun terasa begitu pecah. Biasanya, aku hanya bisa melihat mereka melalui layar gawai atau laptop. Namun hari ini, keempat orang yang sangat kukagumi ini nyata di hadapanku. Biasanya, aku sangat bosan mendengar lagu yang sudah aku putar ulang sejuta kali ini. Namun hari ini, lagu ini seperti memiliki magis yang membuatku sangat menyukainya.

Mungkin benar kata orang, kamu akan jatuh cinta lagi dan lagi saat bisa melihat mereka secara langsung. Aku pun merasa hatiku begitu penuh. Aku sangat bahagia.

***

Adrian mengajakku duduk. Panggung telah berubah menjadi gelap. Mungkin mereka sedang beristirahat sejenak sebelum pertunjukan selanjutnya. Biasanya, dalam sebuah konser, sang artis memang mengenakan beberapa kostum yang berbeda.

“Andai dia bisa ada di sini, ya. Dia pasti senang banget,” ucap penonton di sebelahku dalam Bahasa Inggris.

“Iya. Melihat SHINee adalah mimpinya. Tapi sayang, dia harus lebih dulu ‘pergi’,” sahut teman di sebelahnya. Mereka pun menunduk yang sepertinya menangis.

Jika penonton lain menangis karena bahagia. Namun mereka menangis karena duka.

“Salsa, kami sedang di sini, di konser SHINee. Kami telah mengikuti permintaan terakhirmu untuk mewakilimu datang ke sini. Sekarang kamu bahagia ‘kan?” tanya penonton di sebelahku dengan suara bergetar.

 


Comments