Bisa Makan dan Bayar Uang Kuliah Adik di Era Pandemi Berkat Lenovo IdeaPad Slim 3

Lenovo IdeaPad Slim 3 (lenovo.com)

Lenovo Ideapad Slim 3, laptopnya freelancer sejuta umat di era WFA. Performa tangguhnya tapi tidak menguras kantong. Beneran penyelamat saat hantaman badai pandemi di 2020 kemarin. 

Oktober 2019 adalah salah satu momen galau yang terjadi di hidup saya. Setelah melewati 1001 pertimbangan yang matang selama beberapa purnama, saya akhirnya memutuskan untuk resign dari pekerjaan, yang sekaligus membuat saya harus berpisah dengan laptop kesayangan saya.

Selain jatuh cinta dengan performanya yang anti loading ketika digunakan saat deadline, kenangan di laptop abu-abu tersebut juga sangat membekas di hati. 

Namun ya bagaimana lagi. Setelah berpamitan dengan bos dan semua teman-teman di kantor, saya kembali pada kenyataan untuk memakai laptop lama saya yang loadingnya astagfirullah lamanya. 

Awalnya, saya masih bisa bersabar dengan keadaan ini karena selepas resign, saya hanya menjadi penulis lepas. 

Namun masa depan siapa yang tahu. Setelah beberapa bulan bisa makan dari tulisan yang saya buat, pandemi menghantam seluruh negeri. Keadaan ini membuat gaji kakak saya terpaksa harus banyak berkurang sehingga perekonomian keluarga kami menjadi goyang. 

Ilustrasi stres saat pandemi mulai mengguncang ekonomi keluarga (Pixabay)

Orang tua sudah tidak bekerja, sementara kami masih memiliki adik yang berstatus mahasiswa, yang tidak mungkin putus di tengah jalan.

Saya pun memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan selain menulis, dan bisnis desain menjadi salah satu opsi yang terlintas di kepala. 

Literasi saat itu memang sedang berkembang pesat, di saat banyak bidang lain yang kolaps. Di sisi lain, saya melihat teman-teman penulis yang membutuhkan cover digital untuk karya mereka, dan saya melihat ini sebagai peluang. 

Namun, sayang, alat tempur saya kurang memadai walau untuk membuat desain sederhana.

Akhirnya, dengan tabungan yang dimiliki, saya memutuskan untuk membeli laptop baru. Asal laptop saya sudah SSD, baterai awet, panel layar IPS, dan sesuai budget saya antara harga Rp7 sampai Rp8 jutaan, sepertinya sudah alhamdulillah banget. 

Saya tidak pusing soal RAM. Tidak masalah walau dapat laptop yang 4GB. Asal punya dua slot RAM, nanti bisa saya upgrade.

Setelah menelaah review dari berbagai laptop terbaru saat itu, saya akhirnya bertemu dengan Lenovo IdeaPad Slim 3, yang mana secara spesifikasi dan harganya melebihi ekspektasi saya. 

Mungkin ini yang namanya anugrah dari Tuhan. Melalui perantara Lenovo Indonesia, inovasi yang dihasilkan produk ini sangat membantu pekerjaan saya sebagai penulis dan kang desain.

Sesuai slogan “Unleash Limitless Possibilities” yang artinya menyelami kemungkinan tak terbatas, inovasi Lenovo IdeaPad Slim 3 seolah membantu saya bertahan hidup dan bisa membayar uang kuliah adik. Padahal, saat itu saya hanya mengeluarkan modal Rp7,2 juta dari tabungan untuk membeli laptop. 

Qadarullah, ide saya untuk membangun bisnis desain digital bernama Oxyart ini adalah keputusan yang sangat tepat. Produk saya yang awalnya hanya cover buku digital, sekarang sudah merambah ke CV, lamaran pekerjaan, undangan pernikahan, poster, dan desain Instagram.

Ilustrasi Produk Oxyart (Instagram/oxyart05)

Bagi Saya, RAM 8GB dengan konfigurasi dual channel, layar IPS Full HD+, prosesor AMD Ryzen 3 4000 Series, dan SSD 512GB, sudah bisa membuat saya mengucap alhamdulilah ketika bekerja. 

Tidak hanya itu, Lenovo IdeaPad Slim 3 ini punya fitur performance setting yang bisa diatur lewat software Lenovo Vantage. Gimana tidak makin jatuh cinta!

Saya tidak pernah menyangka akan bertemu dengan laptop sekeren ini setelah berpisah dengan laptop kesayangan saya itu. Tapi Tuhan punya skenario lain melalui produk Lenovo ini.

Selain itu, software ini menawarkan tiga pengaturan performa yang bisa digunakan untuk mengoptimalisasi kinerja prosesor. Yaitu: Quiet Mode, Intelligence Mode, serta Performance Mode asal kondisi baterai saat digunakan sudah terisi penuh tanpa di-charge.

Bagi saya, software Lenovo Vantage ini tidak sekadar omong kosong karena pengguna bisa memanfaatkan kemampuan prosesornya agar lebih tepat guna.

Seperti misalnya, ketika deadline ghost writer sedang begitu mepet dan saat itu saya hanya menggunakan Microsoft Word untuk mengetik, browsing untuk mencari materi, dan memutar YouTube music agar tidak bosan. 

Dengan mengaktifkan pengaturan Quiet Mode, laptop ini masih tetap bisa menyelesaikan orderan tulisan tanpa khawatir kehabisan baterai. 

Lenovo IdeaPad Slim 3 ini masih bisa nyala selama kurang lebih 8 jam dan memiliki sisa baterai 23 persen. Sangat cocok kalau pengguna lupa bawa charger, atau malas mencari colokan saat berada di luar ruangan.

Lenovo IdeaPad Slim 3 (lenovo.com)

Awalnya, saya sangat kaget melihat hal ini mengingat laptop ini berprosesor AMD yang dikenal boros baterai.

Uniknya, besoknya saat saya mengaktifkan Intelligence Mode sambil menyelesaikan orderan desain dengan aplikasi Photoshop yang lumayan berat, konsumsi baterai yang berkurang tidak jauh berbeda dengan Quiet Mode.

Jikalau berkurang mungkin hanya selisih 3 persen lebih rendah dibanding dengan pemakaian Quiet Mode. Padahal, seperti yang diketahui, performa Quiet Mode dan Intelligence Mode tentu berbeda dan seharusnya lebih boros pemakaian baterai saat Intelligence Mode.

Merasa penasaran dengan ketangguhan Lenovo IdeaPad Slim 3 ini, saya tiba-tiba berpikir untuk menguji cobanya ketika menggunakan Performance Mode. Kebetulan teman di kantor saya dulu sedang merintis sebagai YouTuber.

User yang seorang content creator tentu membutuhkan performa laptop yang berbeda dibanding saya yang hanya mengandalkan Microsoft Word. 

Sebagai seorang pembuat konten, sebut saya tema saya itu Lulu, biasa menggunakan tiga aplikasi Adobe di saat yang bersamaan dengan After Effects dan juga Premiere.

Sebelum digunakan, saya memastikan kondisi baterai dalam keadaan yang sama untuk mendapatkan hasil uji coba yang akurat. Namun, lagi-lagi saya dibuat geleng-geleng karena meski kinerjanya berat, Lenovo Ideapad Slim 3 ini masih bisa digunakan selama empat jam. 

Ya, walau Lulu sempat mengeluhkan kondisi perangkat yang lemot karena tidak menggunakan charger. Namun, hasil uji coba ini cukup mengagumkan untuk laptop dengan spek pas-pasan bagi seorang content creation.

Dengan kebutuhan pengguna yang berbeda, saya bersyukur melihat laptop ini masih bisa berpacu tanpa ada penurunan performa mengganggu. Sekali lagi inovasi yang dilakukan Lenovo berhasil memperbaiki citra AMD yang sering dilabeli sebagai prosesor rewel. 

Singkat kata, Lenovo Ideapad Slim 3 ini adalah laptopnya freelancer sejuta umat di era WFA. Performa tangguhnya tapi tidak menguras kantong. Beneran penyelamat saat hantaman badai pandemi di 2020 kemarin. 

Karena saya belum menemukan laptop lain dengan performa sebagus ini dengan harga yang worth it untuk kaum yang sedang berjuang seperti saya. Namun Lenovo tidak tanggung-tanggung memberi spesifikasi dewa dengan konfigurasi RAM dual channel.

Mungkin orang perlu sesekali mencoba Lenovo prosesor AMD seri Ryzen generasi apa pun. Karena banyaknya inovasi yang dibuat AMD ini dijamin buat kamu tidak menyesal.



Sumber bacaan:

Pengalaman pribadi

https://www.lenovo.com/id/in/laptops/c/laptops

Comments